Jumat, 15 Agustus 2008

DIAPAN HATI IBNU HASAN NW

Catatan pagi, 01/08/07

Aku adalah pemuda yang tidak percaya pada slogan

Karena patriotistik sangat mustahil akan tumbuh pada jiwa hipokris

Dan keyakinan meraba gamang

Bukankah seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat

Kalau ia mengenal objeknya dengan baik dan sehat pula

Kita hanya dapat mencintai Islam dengan sehat

Bila kita mampu mengenal Islam secara sehat pula

Sementara menjadi bagian dari estafeta da’wah ini

Sebagai perwujudan militansi yang kita dengung-dengungkan

Dengan sendirinya akan diburu, dan memburu

Hingga buru-memburu, selalu dan begitu selalu

Dengan kata lain dasar keberafiliasian kita dipertanyakan disini

Selalu, begitu seterusnya

Mereka yang karena terkungkung

Hingga masuk dan tercelup pada satu warna

Karena tidak berdaya

Dan mereka yang karena terbawa arus hingga terseret

Karena tidak memiliki tambatan sebagai keyakinan yang disadari

Aku bukanlah…

Generasi figuran

Generasi picisan

Generasi ekoran

Yang hanya nyengir, mengangguk-angguk

Membeo pada keyataan

Seperti burung beo kandangan

Mari berenung sejenak

‘Najlis ma’an nu’min sa’atan’

Dan kepada para salafiyien mari kita bermaaf-maafan

Maafkan wahai nubuwah

Maafkan wahai Khulafa’ur Rasyidien

Maafkan wahai tabi’in dan tabi’ut tabi’in

Maafkan, maafkan, dan maafkan wahai salafiyiena sholihien

Dan kepada-Mu Ya Rabb

Cambuk selalu semangat kami

Hingga terpacu terus langkah juang kami

Dan aku minta maaf pada ikhwati fillah

Secukupnya…”

Atas diriku segalanya

Bakkan

Malang, 01 Agustus ‘07

kontrakan ikhwan kammi


JERIT LEPAs SUKMA

Ooooohh...

Lepaskanlah jiwaku dalam kurungan

Biarkan bebas terbang melayang

Melampaui gunung-gunung terbang menjulang

Mencari cinta kasih dan sayang

Oooohh...

Aku tak ingin dipagari rupa lagi

Kusuka bebas terbang tinggi menganai

Nikmati segala hidup aneka puspa warna diri

Dalam alam yang tak terbatasi

Aaaaahh...

Duuuhh...

Rintih ragaku seperti disekap erat

Aku hanya ingin bebas merdeka tak bersekat..!!

Mengabdi pada jiwaku

Karena kehendakku untuk diriku

Dalam gerak sukma kasihku

Heeeehh......

Dengarkahhhhh...??!!

Kusuka hidup bebas merdeka

Gerakkan sukma suka jiwa

Yang menyatu dalam mata batinku

Menjelma dalam indah kata-kata-Mu

B’kan

Malang, 19 september ‘07

Aku tulis sajak ini

di bulan yang mudah-mudahan suci

dan agung dalam jagad sukmaku

suci dan agung pada penglihatan mata batinku

suci dan agung dalam berkah rasaku

suci dan agung yang kuyakini dari diriku

dan jiwaku bergandeng-Nya.


Ibu ceritakan padaku tentang ikhwan sejati !!!

Seorang gadis remaja bertanya pada ibunya

Ibu ceritakan padaku tentang ikhwan sejati !

Berkali gadis alif itu meminta

Sang ibu tersenyum mengelusnya dan menjawab

Anakku…

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar

Tetapi dari kasih sayangnya pada orang-orang di sekitarnya

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang

Tetapi dari kelembutannya menyuarakan kebenaran

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari sahabat-sahabat disekitarnya

Tetapi dari persahabatannya pada generasi muda bangsanya

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia dihormati di tempat kerjanya

Tetapi bagaimana dia dihormati didalam rumahnya

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulannya

Tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang

Tetapi dari hati yang ada dibalik itu

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memujanya

Tetapi dari komitmennya terhadap akhwat yang di cintainya

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dikeluarkanya

Tetapi dari ketabahannya menjalani lika-liku kehidupan

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya dia membaca al-qur’an

Tetapi dari konsistennya dalam menjalankan apa yang ia baca

Setelah itu, gadis alif itu kembali bertanya

Siapakah yang dapat memenuhi kriteria itu ibu?

Sang ibu memberinya buku

Pelajarilah tentang “dia“ !

Bakkan

Malang 26 september ‘07


TAFAKKUR

Tuhan, saat aku menyukai seorang teman

Ingatkanlah aku bahwa akan ada suatu akhir

Hingga aku tetap bersama sesuatu yang tak pernah akhir dan berakhir

Tuhan, ketika aku merindukan seorang kekasih

Rindukanlah aku kepada yang rindu cinta sejati-Mu

Agar kerinduanku terhadap-Mu semakin menjadi

Tuhan, jika aku hendak mencintai seseorang

Temukanlah aku dengan orang yang mencintai-Mu

Agar bertambah kuat cintaku pada-Mu

Tuhan, ketika aku sedang jatuh cinta

Jagalah cinta itu agar tidak melebihi cintaku pada-Mu

Tuhan, ketika aku berucap aku cinta pada-Mu

Biarkanlah kukatakan kepada yang hatinya terpaut pada-Mu

Agar tidak jatuh dalam cinta yang bukan karena-Mu

Sebagaimana orang bijak berucap

Mencintai seseorang bukanlah apa-apa

Dicintai seseorang bukanlah apa-apa

Dicintai oleh orang yang aku cuntai sangatlah berarti

Tetapi dicintai sang pencipta adalah segalanya

Bakkan

Malang-07-romadhon-1428

Tidak ada komentar: