INDEPENDENSI TERPIMPIN
Oleh, Ibnu Hasan Nawawi*
Terinsfirasi olen rumor tentang keberpihakan ketua presedium sebagai tim sukses salah satu calon kepala desa (cakdes) dalam pergolakan pemenengan pemilihan kapala desa (pilkades) di sapeken, maka sebagai putra daerah dan bagian dari setruktur HIMAS merasa tergelitik dan terpanggil untuk mengkaji kembali dalam perspektif orientatif AD/ART HIMAS bab II yang berbunyi; “himas adalah organisasi yang bersifat independen dan merakyat”, Karena sesungguhnya eksistensi Himas terjawab oleh tujuan keberadaan, kiprah dan perannya terhadap perubahan di sapeken. Maka kemudian interpretasi secara aplikatif terhadap independensi Himas, sifatnya mengayomi, mengarahkan suara masyarakat kepada pemimpin yang telah dikatahui track recortnya dalam sosial kemasyarakatan di sapekan, penilayannya bukan saat sekarang ini dimana para calon kepala desa (Cakdes) telah bersolek dengan lipstik politik prakmatismenya.
Tentang “independensi dan merakyat” ini, telah kita bahas beberapa waktu yang lalu, waktu rapat Proker HIMAS di Gama resto Jl jetis Malang bersama Ketua presedium dan lapisan inti Himas dari jember, malang, dan surabaya serta angota HIMAS lainnya di malang, jember dan surabaya serta beberapa dari sapeken yang datang bersama ketua presedium (minhadzul abudien). Ada beberapa hal yang telah disepakati dalam Rapat Proker waktu itu, yang terkait langsung dengan agenda PILKADES di sapeken, diantaranya adalah:
1) Melakukan angket kuisionir terhadap masyarakat sapeken dan sekitarnya untuk membaca responsibilitansi masyarakat terhadap PILKADES dan menjadi rekomendasi tawaran kepemimpinan dan konterak plitik HIMAS terhadap CAKDES.
2) Mengadakan forum audiensi kepemimpinan bersama para CAKDES sebagai uji kelayakan dan kapabilitansi para CAKDES sebagai kepala desa sapeka, dll.
Dua poin rencangan kerja (Raker) di atas yang telah mendapat kesepakatan seluruh peserta musyawarah, secara eksplisit sebenarnya mengandung makna kaberpihakan, akan tetapi keberpihakan pada keinginan-keinginan masyarakat secara demokratis yang kemudian dikawal kepada calo yang telah dianalisa bener-bener layak dan mampu, lewat RAKER yang telah dilakukan, dan calon tersebut siap mewujudkannya dan memjadi kontrak kepemimpinan HIMAS atas nama Masyarakat dengan calon tersebut, secara tertulis.
Jadi dapat dipahami keberpihakan HIMAS, adalah keberpihakan masyarakat yang terpimpin, artinya dengan dilakukan pendidikan politik kepemimpinan kepada masyarakat secara orientatif untuk mewujudkan masyarakat sapeken yang sejahtera, masyarakat sapeken yang bersatu, masyarakat sapekan yang beribadah. Tentunya dengan efektivitas program kerja yang telah dirancang dan telah disepakati bersama dan telah termaktub dalam AD/ART HIMAS.
Jadi kalo ada angota himas yang menjadi tim sukses salah satu calon dan menyatakan keberpihakannya karena alasan keluarga dan unsur-unsur prakmatisme degil lainnya maka orang yang bersangkutan sejatinya bukan anggota HIMAS.
Allahua’lam bissawaf.
Semoga kita termasuk pemuda yang ikut andil menoreh sejarah kebangkitan dan percepatan pembangunan di kecamatan sapeken.
*Usman Adhim Bin Hasan NW.
Mahasiswa sekolah tinggi Abdurrahman Bin ‘Auf Malang. jurusan ilmu pengetahuan islam dan pendidikan bahasa arab. Telf, 03418617145/085655546437. Email, el_hezhna@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar